Dalam rangka membenahi gudang Perusahaan Manufaktur, sering kali kami berhubungan dengan Departemen PPIC.
Seperti yang kita ketahui, tanggung jawab utama PPIC adalah : Menurunkan Order Produksi di dalamnya tercakup : menentukan jadual produksi dan menghitung kebutuhan bahan baku.
Di ruangan PPIC sering saya temukan white board lebar, yang menulis rencana produksi, berapa outstanding, realisasi, dsb.
Pada saat PPIC mau turunkan Order Produksi/MO/SPK mereka periksa dulu stok bahan baku di komputer mereka, setelah OK, mereka print out Order produksi, berikan ke Departemen Produksi.
Kemudian Dept.Produksi meminta bahan baku ke gudang, begitu sampai gudang ternyata stok bahan baku tidak ada/kurang !
PPIC segera mendapat informasi, dan harus mengubah Rencana Produksi, pending Order Produksi tsb, cari prioritas berikutnya, cek stok bhn baku, print out Order produksi.
Tapi hal penyimpangan stok di gudang bahan baku bisa terjadi lagi.
PPIC sering kaget dan mencoba menggunakan BOM pengganti, atau harus mengubah prioritas produksi dadakan, inilah yang saya maksud seperti pemain sirkus, mereka sering kali harus jungkir balik.
Pada banyak perusahaan Manufaktur, realisasi produksi sering kali didrive bukan oleh prioritas tapi oleh ketersediaan bahan baku di gudang.
Dari kalimat di atas, kita dapat menyimpulkan lebih jauh : pengiriman ke customer sangat tergantung oleh akurasi data stok gudang.
Di banyak Perusahaan Manufaktur, jika saya berkunjung ingin berbicara dengan Manager PPIC, seringkali sulit sekali, mungkin mereka sedang jungkir balik ?
Informasi lebih lanjut Akurasi data barang
Komentar
Posting Komentar